Alat-alat Bedah Mulut

 "Mengakar kuat, menjulang tinggi"

Ditulis oleh drg. Kevin Marselinus


Alat Diagnosis

Kaca Mulut

Alat ini berfungsi untuk:

1) Pengamatan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rongga mulut

2) Retraksi bibir, pipi, dan lidah

Gambar 1. Kaca mulut

Eksplorers

Alat ini berfungsi untuk memeriksa gigi yang karies, adanya kalkulus, atau kelainan lainnya.

Gambar 2. Eksplorer

 

Pinset (Tweezers)

Digunakan untuk mengambil objek, seperti cotton pellet, cotton roll, kawat, dll.

Gambar 3. Pinset

 

Surgical Unit dan Handpiece

Unit bedah meliputi:

1) Mikromotor bedah. Ini adalah suatu mesin dengan kemampuan memotong yang baik

2) Mesin berteknologi tinggi, yang difungsikan dengan nitrous dioksida atau listrik, yang memiliki kemampuan memotong jauh lebih besar daripada mikromotor

 

Gambar 4. Mikromotor bedah elektrik dengan kecepatan yang bisa diatur

 

Handpiece akan menempel pada unit bedah dan memiliki beragam jenis disesuaikan dengan kebutuhan bedah. Keuntungan alat ini adalah:

1) Berfungsi pada kecepatan tinggi dan kemampuan memotong yang baik

2) Tidak memancarkan udara ke area operasi

3) Dapat disterilkan dalam autoklaf

4) Handpiece dapat digunakan dengan beberapa instrumen potong


 

Gambar 5. Handpiece bedah kecepatan tinggi

 

Bur Tulang

Bur yang biasa digunakan adalah bur bulat dan bur fisur. Bur tulang besar yang mirip dengan bur akrilik dapat digunakan ketika area operasi melibatkan permukaan tulang yang luas (misalnya torus) atau menghaluskan tepi tulang.


Gambar 6. Beberapa jenis bur tulang

 

Pisau Bedah (Scalpel)

Terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1) Gagang (Handle). Jenis yang banyak dipakai adalah Bard-Parker no.3. Ujungnya dapat dipasang jenis mata pisau yang berbeda

2) Mata pisau. Digunakan sekali pakai (disposable) dan terdiri dari 3 jenis (no. 11, 12, dan 15). Jenis paling sering digunakan adalah 15, untuk flap dan insisi pada alveolar ridge edentulous. Pisau no. 12 diindikasikan untuk insisi sulkus gingiva dan posterior gigi, terutama area tuberositas maksila. Pisau no. 11 digunakan untuk insisi kecil, seperti insisi abses

Mata pisau dipasang pada gagang dengan bantuan needle holder atau hemostat, hingga pisau meluncur dengan ujung miring sejajar dengan gagang. Pisau bedah dipegang seperti memegang pena (pen grasp) dan ujung tajamnya menghadap ke permukaan kulit atau mukosa yang akan diinsisi.

Gambar 7. Scalpel dan beberapa jenis mata pisau (no.11, 12, 15) yang sering digunakan di bedah mulut

 

Gambar 8. Cara yang benar dalam memasang mata pisau ke gagang scalpel


 

Gambar 9. Geser pisau bedah dengan bantuan hemostat


Gambar 10. Scalpel dipegang dengan posisi memegang pena (pen grasp)

 

Elevator Periosteal

Alat ini memiliki berbagai jenis ujung yang berbeda. Elevator yang paling sering digunakan dalam bedah intraoral adalah Molt no.9, yang memiliki 2 ujung berbeda: ujung runcing digunakan untuk mengangkat papila interdental gingiva dan ujung yang lebar, untuk mengangkat mukoperiosteum dari tulang. Jenis elevator lainnya, Freer, digunakan untuk menyibak gingiva yang mengelilingi gigi sebelum pencabutan.

Elevator Seldin dapat digunakan untuk menahan flap setelah disibakkan selama prosedur operasi.


 

Gambar 11. Beberapa jenis elevator periosteal. a. Seldin; b. Freer; c. Molt no.9

 

Hemostat

Yang digunakan dalam bedah mulut berbentuk lurus atau melengkung. Hemostat paling umum digunakan adalah tipe curved mosquito atau mikro-Halsted, yang memiliki paruh relatif kecil dan sempit sehingga dapat mencengkeram pembuluh darah dan menghentikan perdarahan. Hemostat juga dapat dipakai untuk menahan jaringan lunak dengan kuat sehingga membantu pengangkatan jaringan.


 

Gambar 12. Hemostat mikro-Halsted. (a) lurus; (b) melengkung

 

Pinset Chirurgis

Digunakan untuk memegang jaringan dengan kuat saat menjahit luka. Ada 2 jenis:

1) Pinset bedah standar panjang untuk area posterior

2) Pinset Adson yang kecil dan sempit untuk area anterior


 

Gambar 13. Pinset chirurgis

 

Tang Rongeur

Digunakan untuk mengangkat tulang dan spikula (serpihan) tulang yang tajam. Ujung dan sisi bilah tajam menyempit, sehingga saat pegangan ditekan, mereka memotong tulang yang dijepit. Ada pegas di antara gagang, yang mengembalikan gagang ke posisi semula. Rongeur paling praktis adalah Luer-Friedmann.


 

Gambar 14. Tang Rongeur Luer-Friedmann

 

Pengikir Tulang (Bone File)

Instrumen ini memiliki 2 ujung: 1 ujung kecil dan 1 ujung besar. Permukaan potong terdiri dari banyak bilah paralel kecil dan gerakan efektif dalam memakainya adalah dengan ditarik. Bone file digunakan untuk menghaluskan tulang.

 

Gambar 15. Bone file

 

Pahat dan Palu (Chisel and Mallet)

Mallet adalah instrumen yang berat di ujungnya. Ujung permukaannya terbuat dari timah atau plastik sehingga sebagian goncangan diserap saat mallet memukul chisel.

Chisel yang digunakan dalam bedah mulut memiliki perbedaan bentuk dan ukuran. Pinggiran sisi tajamnya cekung, monobevel atau bibevel. Chisel bibevel digunakan untuk memotong gigi berakar banyak.


Gambar 16. Mallet dan chisel bedah. (a) chisel monobevel Partsch; (b) chisel Lucas dengan ujung cekung; (c) chisel bibevel Lambotte

 

Needle Holders

Alat ini digunakan untuk menjahit luka. Jenis yang biasa digunakan adalah Mayo-Hegar dan Mathieu. Jenis Mayo-Hegar mirip dengan hemostat. Perbedaannya dengan hemostat adalah:

1) Paruh pendek dari hemostat lebih tipis dan panjang dibandingkan needle holder

2) Pada needle holder, permukaan bagian dalam paruh pendek beralur dan bergaris silang, sehingga pegangan jarum kuat dan stabil. Sedangkan paruh pendek hemostat beralur paralel yang tegak lurus terhadap sumbu panjang instrumen

3) Needle holder dapat melepas jarum dengan tekanan sederhana, sedangkan hemostat memerlukan gerakan melepas khusus karena tidak memiliki celah pada pegangan pengunci

Cara memegang needle holder yang benar adalah menempatkan ibu jari di 1 cincin handle dan jari manis di cincin lainnya. Jari-jari lain melengkung di sekitar luar cincin, sedangkan ujung jari telunjuk diletakkan di engsel atau sedikit lebih tinggi, untuk kontrol instrumen lebih baik.


Gambar 17. Needle holder. (a) Mayo-Hegar needle holder; (b) Mathieu needle holder

 

 

Gambar 18. Paruh needle holder memegang jarum jahit


Gambar 19. Posisi yang benar dalam memegang needle holder

 

Gunting

Ada beberapa jenis tergantung prosedur pembedahan, yaitu gunting jahitan dan gunting jaringan lunak. Gunting paling umum yang digunakan untuk memotong jahitan memiliki ujung tajam, sedangkan Goldman-Fox, Lagrange (bilah agak melengkung ke atas), dan Metzenbaum digunakan untuk jaringan lunak. Gunting dipegang dengan cara yang sama dengan memegang needle holders.


Gambar 20. (a) Gunting jahit standar; (b) Gunting jaringan lunak Goldman-Fox

 

 

Gambar 21. (a) Gunting jaringan lunak Blunt-nosed Metzenbaum; (b) Gunting jaringan lunak Lagrange


Gambar 22. Cara yang benar dalam memegang gunting

 

Klem Handuk

Terutama digunakan untuk mengencangkan handuk dan tirai steril yang diletakkan di kepala dan dada pasien, serta mengamankan suction bedah dan tabung yang terhubung ke handpiece dengan tirai steril yang menutupi dada pasien.

 

Gambar 23. Klem handuk

 

Retraktor

Digunakan untuk menarik kembali pipi dan flap mukoperiosteal selama prosedur bedah. Retraktor paling umum digunakan adalah Farabeuf, Kocher-Langenbeck, dan Minnesota. Retraktor lidah dapat dipakai untuk menarik kembali lidah ke medial menjauhi bidang bedah.


 

Gambar 24. Retraktor Farabeuf untuk retraksi pipi dan flap mukoperiosteal


 

Gambar 25. Retraktor Kocher-Langenbeck, berfungsi sama dengan Farabeuf


 

Gambar 26. Retraktor Minnesota untuk retraksi pipi dan lidah


 

Gambar 27. Retraktor Weider untuk retraksi lidah

 

 

Blok Gigitan (Bite Blocks)

Instrumen ini digunakan untuk menjaga mulut tetap terbuka saat prosedur bedah memerlukan waktu panjang dan pasien tidak kooperatif dengan dokter gigi. Jenis yang biasa digunakan adalah blok gigitan karet dan alat peraga mulut (side action adjustable mouth prop).


 

Gambar 28. Blok gigitan karet untuk (a) orang dewasa; (b) anak-anak


Gambar 29. Side action adjustable mouth prop

 

Suction Bedah

Ada berbagai desain dan ukuran suction bedah untuk mengeluarkan darah, air liur, dan larutan garam dari bidang bedah. Jenis suction bedah tertentu dirancang sedemikian rupa memiliki beberapa lubang, sehingga mencegah cedera jaringan lunak (hati-hati pada mukosa sublingual).


 

Gambar 30. (a) Suction Fergusson dengan stilet kawat untuk membersihkan instrumen; (b) Suction sekali pakai (disposable)

 

Instrumen Irigasi

Digunakan untuk irigasi area operasi selama pengangkatan tulang. Pertama, spuit yang digunakan adalah yang berukuran besar, dengan jarum tumpul yang miring (memudahkan irigasi di daerah posterior). Selanjutnya, sistem irigasi khusus dihubungkan langsung ke botol larutan salin dengan pipa kecil. Aliran larutan dapat dihentikan dengan memencet tombol.


 

Gambar 31. (a) Sistem irigasi khusus dengan aliran larutan salin yang stabil; (b) spuit plastik dengan fungsi yang sama

 

Unit Bedah Elektrik

Merupakan perangkat listrik, menyediakan frekuensi tinggi gelombang radio untuk kauterisasi (hemostasis) pembuluh darah dan insisi jaringan. Insisi jaringan dengan bantuan listrik disebut bedah listrik (electrosurgery). Bagian utama dari unit ini adalah:

1) Elektroda aktif, biasanya dihubungkan dengan handpiece. Biasanya berbentuk bola atau loop dan jarum

2) Elektroda pasif, yaitu elektroda terpisah yang dihubungkan dengan pelat logam. Pelat logam ditempatkan kontak langsung dengan kulit pasien untuk keselamatan pasien

3) Pedal kaki sebagai sakelar terpisah untuk menginsisi jaringan dan elektrokoagulasi (hemostasis)

4) Sakelar utama meliputi: sakelar kauterisasi, sakelar insisi jaringan, dan sakelar campuran untuk kauterisasi dan insisi


 

Gambar 32. Unit bedah elektrik dengan beberapa jenis handpiece

 

Gambar 33. Unit bedah elektrik portable. (a) Disposable; (b) Unit yang bisa dipakai beberapa kali

 

Loupes Binokuler dengan Penerangan

Terdiri dari lup teropong yang dapat disesuaikan dengan bingkai kacamata atau ikat kepala, menyediakan pandangan yang baik dan jelas pada area operasi


 

Gambar 34. Loupes binokuler yang bisa menyesuaikan dengan kacamata

 

Tang Cabut (Extraction Forceps)

Pencabutan gigi dilakukan dengan bantuan tang cabut dan elevator. Bagian forsep meliputi pegangan (handle) di atas engsel (hinge) dan paruh (beaks) di bawah engsel. Paruh adalah bagian fungsional forsep dan menggenggam gigi di servikal, lalu mengeluarkan gigi dari soket alveolar. Karena anatomi gigi bervariasi, diperlukan tang cabut dengan paruh yang dirancang khusus. Berdasarkan ukuran dan bentuk gagang serta paruhnya, jenis-jenis tang cabut meliputi:

 

Tang Cabut Enam Gigi Anterior Rahang Atas

Paruh pada forsep pada tingkat yang sama (lurus) dengan pegangan, paruhnya cekung, dan tidak lancip.

 

Gambar 35. Tang cabut enam gigi anterior rahang atas (sudut pandang atas dan samping)

 

Tang Cabut Universal Rahang Atas atau Tang Cabut No. 150

Tang yang digunakan khusus untuk gigi premolar, memiliki bentuk sedikit melengkung dan terlihat seperti huruf “S”. Cara memegangnya adalah bagian cekung dari pegangan yang melengkung menghadap ke telapak tangan, sedangkan bagian cekung dari paruh menghadap ke atas. Ujung paruh forsep cekung dan tidak lancip. Tang ini juga dapat digunakan untuk pencabutan gigi anterior rahang atas.


Gambar 36. Tang cabut universal rahang atas atau no.150

 

Tang Cabut Molar Rahang Atas

Digunakan untuk gigi molar 1 dan 2 rahang atas. Tang ini ada 2 jenis, 1 untuk kanan dan 1 untuk kiri. Bentuknya agak melengkung menyerupai  huruf “S”. Tiap paruh bukal memiliki desain runcing (takik), yang sesuai dengan percabangan bukal dari 2 akar bukal, sedangkan paruh palatal cekung dan pas dengan permukaan cembung akar palatal.


 

Gambar 37. Tang cabut molar 1 dan 2 kanan atas

 

Gambar 38. Tang cabut molar 1 dan 2 kiri atas

 

Tang Cabut Molar 3 Rahang Atas

Bentuk tang ini sedikit melengkung dan tang terpanjang karena posisi molar ketiga yang paling belakang. Karena bentuk dan ukuran gigi molar 3 bervariasi, paruh tangnya cekung dan halus (tanpa takik), sehingga tang ini dapat digunakan baik kiri dan kanan.


 

Gambar 39. Tang cabut molar 3 rahang atas

 

Tang Cabut Cowhorn Molar Atas

Merupakan variasi dari tang molar rahang atas. Paruh forsep ini memiliki ujung runcing yang tajam (menyerupai tanduk sapi), yang masuk ke dalam trifurkasi akar gigi geraham. Tang ini khususnya digunakan untuk mencabut gigi dengan mahkota yang sangat membusuk, karena saat dipakai untuk mencabut gigi utuh, tang ini dapat mematahkan tulang alveolar di bukal karena kekuatan yang dihasilkan tang ini.

 

Gambar 40. Tang cabut cowhorn molar atas

 

Tang Cabut Akar Gigi Rahang Atas

Pegangan tang lurus, paruhnya sempit dan bertemu antar paruh (menutup). ujung paruhnya cekung dan tidak tajam.


 

Gambar 41. Tang cabut akar gigi rahang atas

 

 

Tang Cabut Gigi Anterior dan Premolar Rahang Bawah atau Tang Cabut Universal Rahang Bawah atau Tang Cabut No. 151

Paruh dan gagang tang menghadap ke arah yang sama sehingga terbentuk lengkungan. Saat tang dipegang di tangan, bagian cekung dari lengkungan menghadap ke telapak tangan, sedangkan paruhnya menghadap ke bawah. Ujung paruhnya cekung, tanpa ujung runcing. Tang ini digunakan untuk pencabutan 6 gigi anterior dan 4 gigi premolar rahang bawah.


 

Gambar 42. Tang cabut gigi anterior dan premolar rahang bawah

 

Tang Cabut Molar Rahang Bawah

Tang ini digunakan untuk kedua sisi rahang dan memiliki pegangan lurus, sedangkan paruhnya melengkung membentuk kira-kira sudut siku-siku dibandingkan dengan gagangnya. Kedua paruh tang berujung runcing (takik), yang sesuai dengan percabangan akar bukal dan lingual. Tang ini digunakan untuk mencabut gigi molar satu dan dua sisi kanan dan kiri rahang bawah.


 

Gambar 43. Tang cabut molar rahang bawah

 

Tang Cabut Molar Tiga Rahang Bawah

Tang ini memiliki gagang lurus, sedangkan paruhnya melengkung membentuk sudut siku-siku terhadap gagangnya. Paruhnya sedikit lebih panjang dibandingkan tang rahang bawah lainnya karena posisi M3. Karena gigi M3 bervariasi bentuk dan ukurannya, serta biasanya tidak ada percabangan akar, maka ujung paruh cekung tanpa takik.


 

Gambar 44. Tang cabut molar 3 rahang bawah

 

Tang Cabut “Cowhorn” Molar Rahang Bawah

Tang ini adalah variasi dari tang molar mandibula. Dibandingkan dengan tang standar, paruhnya berbentuk setengah lingkaran dengan takik yang tajam, sehingga dapat masuk ke bifurkasi dan mencengkeram gigi dengan kuat. Karena tang ini, pencabutan gigi dapat dilakukan cukup mudah asalkan akarnya tidak melengkung. Dengan paruh tang mencengkeram mahkota molar dan takik masuk bifurkasi akar, dokter gigi akan meremas gagangnya, menggerakkannya dengan arah bukolingual kecil, merotasi gigi keluar dari soket. Selain itu, tang ini juga berguna untuk memotong akar gigi posterior rahang bawah saat mahkotanya rusak parah.


 

Gambar 45. Tang cowhorn untuk memisahkan akar dan mencabut molar dengan mahkota yang rusak


Gambar 46. Tang cowhorn rahang bawah yang dirancang khusus untuk molar

 

Tang Cabut Akar Gigi Rahang Bawah

Pegangan tang lurus, sedangkan paruhnya melengkung membentuk sudut siku-siku. Ujung paruh sangat sempit dan bertemu di ujung saat tang ditutup.


 

Gambar 47. Tang cabut akar gigi rahang bawah

 

Elevator

Alat ini adalah instrumen terpenting kedua setelah tang cabut untuk membantu pencabutan gigi. Alat ini terdiri dari 3 bagian: pegangan (handle), shank, dan pisau ujung tajam (blade). Bentuk blade berbeda untuk setiap jenis elevator dan digunakan sesuai kebutuhan. Ada 3 jenis elevator utama yang digunakan, yaitu elevator lurus, sepasang elevator dengan pegangan berbentuk T atau palang, dan sepasang elevator bersudut ganda.

 

Elevator Lurus

Merupakan jenis elevator yang paling sering digunakan untuk pencabutan gigi dan akar, baik rahang atas maupun bawah. Pegangannya berbentuk buah pir dan cukup besar dipegang untuk memberikan tekanan pada gigi yang akan diluksasi. Shank sempit dan panjang, menghubungkan antara handle dan blade. Blade mempunyai 2 permukaan, cembung dan cekung. Permukaan cekung ditempatkan di sebelah bukal, baik tegak lurus terhadap gigi maupun miring dan selalu berkontak dengan gigi yang akan diluksasi. Elevator dipegang dengan tangan dominan, jari telunjuk diletakkan di sepanjang blade hampir mencapai ujungnya. Ujung blade biarkan terbuka dan berkontak dengan soket dan gigi yang akan diluksasi.


 

Gambar 48. Elevator bein lurus


 

Gambar 49. Elevator lurus dengan blade sedikit melengkung, cocok untuk pencabutan gigi posterior rahang atas

 

Sepasang Elevator dengan Pegangan Berbentuk T

Jenis elevator ini hanya digunakan pada rahang bawah untuk mengambil akar gigi geraham, setelah akar lainnya dicabut dengan elevator lurus. Elevator ini terdiri dari handle, shank, dan blade. Shank menghubungkan handle di bagian tengah menuju blade, membuat elevator ini tampak seperti huruf T. Variasi dari elevator ini adalah elevator Seldin. Blade pada elevator ini menghadap ke arah berlawanan dan digunakan sesuai akar yang akan dicabut. Satu elevator untuk mencabut akar mesial dan lainnya untuk akar distal setiap sisi rahang bawah. Pada beberapa kasus, elevator jenis ini dapat digunakan untuk mencabut seluruh gigi molar 3 rahang bawah.


Gambar 50. Sepasang elevator dengan handle berbentuk T


Gambar 51. Elevator Seldin yang cocok untuk mencabut akar gigi rahang bawah

 

Sepasang Elevator Bersudut Ganda (Pair of Double-Angled Elevators)

Terutama digunakan untuk mengambil ujung akar gigi yang patah, baik rahang atas maupun bawah. Selain itu, alat ini juga bisa untuk mencabut gigi molar 3 yang impaksi pada rahang atas.

Pegangannya mirip dengan elevator lurus. Shank memiliki 2 lekukan, sehingga instrumen dapat masuk ke dalam soket. Blade memiliki permukaan cembung dan cekung dengan ujungnya tajam.


 

Gambar 52. Sepasang elevator bersudut ganda

 

Elevator Chompret Lurus dan Bengkok

Digunakan jika blade elevator lurus tidak bisa menjangkau posisi gigi yang benar untuk luksasi gigi atau akar

 

Gambar 53. Elevator Chompret. (a) lurus; (b) bengkok

 

Instrumen Khusus untuk Pencabutan Akar Gigi

Alat ini digunakan untuk mengangkat akar patah yang berada di bawah puncak alveolar. Ujung spiral dari instrumen ditempatkan dalam soket. Setelah alat terpasang ke dalam saluran akar yang patah, traksi digunakan untuk mengeluarkan akar dari soket.

 

 

Gambar 54. (a) instrumen khusus untuk mencabut akar di bawah margin tulang alveolar; (b) bur untuk memperluas saluran akar

 

Kuret Periapikal

Instrumen ujung ganda bersudut, berbentuk sendok. Bentuknya memungkinkan alat masuk ke dalam soket. Penggunaan utama alat ini untuk mengangkat jaringan granulasi, kista kecil, serpihan tulang, benda asing tubuh, dll.

 

Gambar 55. Kuret periapikal dengan ukuran ujungnya bervariasi

 

Desmotom

Instrumen ini digunakan untuk memutuskan perlekatan jaringan lunak. Desmotom lurus untuk gigi anterior rahang atas dan desmotom melengkung untuk gigi posterior rahang atas dan semua gigi rahang bawah.


Gambar 56. Desmotom. (a) lurus; (b) melengkung

 

Jahitan

Ada banyak variasi dalam ukuran jahitan bedah saat ini, namun garis besarnya terbagi menjadi 2 kategori dasar, yaitu:

1) Jahitan yang dapat diserap tubuh (resorbable)

2) Jahitan tidak dapat diserap (nonresorbable)

 

Jahitan Dapat Diserap TUbuh

Jahitan ini diserap setelah waktu tertentu, biasanya bersamaan dengan penyembuhan luka. Jahitan ini terbuat dari usus atau jaringan vital (catgut, kolagen, fasia, dll.), polos atau kromik, atau dari bahan sintetis, misalnya asam poliglikolat (Dexon).

Jahitan catgut polos diserap paska operasi selama 8 hari, jahitan kromik dalam 12-15 hari, dan jahitan sintetis (Dexon) dalam waktu sekitar 30 hari. Jenis jahitan ini digunakan untuk flap dengan sedikit ketegangan, anak-anak, pasien dengan cacat mental, dan umumnya untuk pasien yang tidak bisa kembali ke klinik untuk melepas jahitan.


 

Gambar 57. Jenis yang berbeda dari jahitan resorbable yang terbuat dari usus dan material sintetik

 

Jahitan Tidak Dapat Diserap Tubuh (Nonresorbable)

Jahitan ini tetap berada di jaringan dan tidak dapat diserap, tetapi harus dipotong dan dibuang sekitar 7 hari setelah dijahit. Terbuat dari berbagai bahan alami, terutama sutera (monofilamen atau multifilamen dalam banyak diameter dan panjang) dan jahitan kapas bedah. Jahitan sutera paling mudah digunakan, paling ekonomis, dan mampu membuat simpul yang baik. Ukuran jahitan paling umum digunakan adalah 4-0 dan 3-0 untuk jahitan resorbable; dan 3-0 serta 2-0 untuk jahitan nonresorbable. Jenis jahitan ini dijual dalam kemasan steril dengan jarum atraumatik yang sudah terpasang sebelumnya atau dalam bundel tanpa jarum.


 

Gambar 58. Jahitan yang tidak dapat diserap terbuat dari sutera

 

Jarum

Berbagai jarum tersedia dalam bentuk, diameter, tampilan penampang, dan ukuran. Biasanya terbuat dari stainless steel, bahan yang kuat dan fleksibel. Jarum yang biasa disukai adalah jarum sekali pakai atraumatik dengan jahitan terpasang di ujung jarum.

 

Jarum dengan Tampilan Penampang Bulat atau Oval

Terutama digunakan untuk menjahit mukosa yang tipis. Kerugiannya diperlukan tekanan yang besar saat melewati jaringan, yang dapat mempersulit penjahitan luka.

 

Jarum dengan Penampang Segitiga

Jarum ini memiliki ujung tajam dan lebih disukai untuk menjahit jaringan yang lebih tebal. Jika digunakan untuk mukosa yang tipis harus hati-hati karena dapat merobek jaringan. Jarum yang paling cocok baik untuk mukosa yang tipis dan tebal adalah setengah lingkaran atau 3/8 lingkaran dan panjang 19-20.


 

Gambar 59. Tampilan penampang jarum. a. (1) round tapered; (2) oval tapered; (3) cutting (triangular dengan salah 1 dari 3 sisi pemotong di bagian dalam 1/2 lingkaran); (4) reverse cutting (triangular dengan 2 sisi pemotong di bagian dalam semi lingkaran). b. Ukuran jarum dibandingkan dengan lingkaran: (1) 1/4 lingkaran; (2) 3/8 lingkaran; (3) 1/2 lingkaran; (4) 3/4 lingkaran

 

Obat Hemostatik Lokal

Obat ini hanya cocok untuk penggunaan lokal dan dapat menghentikan perdarahan hebat yang disebabkan oleh cedera kapiler atau arteriol.

 

Asam Alginat

Dijual dalam bentuk bubuk kemasan 5 mg. Obat ini ditempatkan di permukaan yang berdarah, menimbulkan selaput pelindung yang memberikan tekanan pada kapiler dan membantu menahan bekuan darah di tempatnya.


 

Gambar 60. Bubuk hemostatik berguna untuk menghentikan perdarahan kapiler

 

Spons Kolagen

Berupa spons putih, bahan nonantigenik, dan dapat diserap sepenuhnya. Kemampuan hemostatiknya disebabkan peningkatan agregasi trombosit, juga mengaktifkan faktor koagulasi XI dan XIII. Bahan ini digunakan untuk pasien yang rentan terhadap perdarahan setelah prosedur bedah gigi.


 

Gambar 61. Spons kolagen untuk perdarahan paska cabut

 

Spons Fibrin

Bersifat nonantigenik dan dibuat dari bahan sapi yang telah diproses untuk menghindari reaksi alergi. Agen ini digunakan secara lokal di daerah perdarahan, terutama di soket paska ekstraksi. Agen ini akan meningkatkan koagulasi, menciptakan bekuan darah hemostatik, sebagai sumbat di tepi area perdarahan. Spons ini akan sepenuhnya diserap oleh jaringan dalam waktu 4-6 minggu.

 

Spons Gelatin

Bahan yang relatif kenyal, nonantigenik, dan dapat diserap sepenuhnya. Tindakan dan aksi hemostatiknya sama dengan spons fibrin.

 

Gambar 62. Spons gelatin

 

Selulosa Teroksidasi

Adalah bahan hemostatik yang dapat diserap. Tersedia dalam bentuk kain kasa atau pelet. Obat ini digunakan secara topikal, karena melepas asam sitotoksik, yang memiliki afinitas signifikan terhadap hemoglobin. Bahan ini dianggap lebih baik dibandingkan spons hemostatik lainnya karena ikatannya yang baik dengan dinding soket paska pencabutan dibandingkan spons hemostatik lain yang cenderung dapat keluar dari soket.


Gambar 63. Selulosa teroksidasi dalam bentuk pellet

 

Bone Wax

Merupakan campuran lilin (wax) yang disterilkan dan tidak dapat diserap. Terdiri dari lilin lebah (beeswax), lilin parafin, dan ester isopropil asam palmitat. Warnanya putih dan tersedia dalam bentuk pelat persegi panjang padat dengan berat 2,5 g. Agen ini digunakan untuk mengontrol perdarahan yang berasal dari tulang atau ujung tulang yang terkelupas. Sebelum aplikasi, bone wax terlebih dahulu dihangatkan dengan jari, hingga konsistensi yang diinginkan. Aksi hemostatiknya terjadi melalui obstruksi mekanis rongga tulang, yang berisi pembuluh darah.


Gambar 64. Bone wax bedah untuk perdarahan

 

 

Bahan untuk Penutup atau Pengisi Luka Operasi

Kasa Petrolatum

Tersedia dengan merk dagang Vaseline, dikemas steril, dan digunakan khususnya untuk menutupi luka yang terbuka, untuk tampon rongga tulang setelah marsupialisasi kista, untuk prosedur pembedahan pada sinus maksilaris, dll. Sebelum diaplikasikan, kelebihan petrolatum harus dihilangkan dan kain kasa dibasahi dengan salep antibiotik (oksitetrasiklin), jika dianggap perlu.


Gambar 65. Kasa petrolatum (vaseline) di dalam kotak steril

 

Kasa Iodoform

Memiliki efek antiseptik, analgesik, dan hemostatik. Indikasi penggunaannya sama dengan kasa petrolatum, meskipun dapat disimpan lebih lama. Kasa iodoform juga tersedia dalam kemasan kecil untuk perawatan dry socket.


 

Gambar 66. Kasa iodoform untuk perawatan alveolitis fibrinolitik (dry socket)

 

Dressing Bedah

Berupa dempul seperti pasta autopolimerisasi, tersedia dalam kemasan steril. Digunakan dalam periodontologi dan bedah mulut sebagai penutup/ pelindung sementara luka intraoral paska prosedur bedah.


 

Gambar 67. Dressing bedah


Gambar 68. Foto klinis menunjukkan penutupan luka operasi dengan dressing bedah


Material untuk Regenerasi Jaringan

Kadang-kadang selama prosedur bedah (misalnya pada pengangkatan kista, pencabutan gigi impaksi, dll.) dapat terjadi cacat tulang yang besar, sehingga terjadi masalah terkait estetika, fungsi, dan proses penyembuhan, bahkan dapat mempengaruhi stabilitas tulang rahang. Penerapan berbagai bahan ke area cacat tulang ini membantu regenerasi tulang, menghilangkan cacat, dan membatasi ukurannya. Bahan-bahan ini juga berguna dalam regenerasi jaringan periodontal, untuk mengisi cacat tulang di sekitar implan, atau untuk penambahan alveolar ridge yang kurang, dll. Bahan yang paling umum digunakan adalah membran dan bone graft.

 

Membran

Tersedia dalam 2 jenis, yaitu yang dapat diserap dan tidak dapat diserap. Membran yang dapat diserap berupa membran polimer sintetik dan kolagen. Membran yang tidak dapat diserap berupa membran jaringan titanium metalik. Kerugian dari membran yang tidak dapat diserap yaitu membutuhkan prosedur bedah kedua untuk menghilangkannya.


Gambar 69. (a) Membran kolagen yang dapat diserap untuk regenerasi tulang. (b) Foto klinis menunjukkan stabilisasi membran pada area cacat tulang setelah pembedahan

 

Bone Graft

Terdiri dari 4 kategori:

1) Autograft: jaringan yang berasal dari pasien yang sama

2) Allograft: jaringan berasal dari individu lain

3) Heterograft: jaringan berasal dari berbagai binatang

4) Aloplastik: jaringan dari tulang sintetik, misalnya hidroksilapatit, kristal kalsium fosfat, dan kalsium hidroksida berminyak dalam bentuk krim

Dari semua graft, autograft memberikan hasil terbaik. Meskipun demikian, penggunaannya terbatas, karena diperlukan prosedur bedah kedua secara bersamaan. Maka dari itu, bahan pengganti sintetik yang banyak digunakan saat ini sebagai gantinya dan penyembuhan dengan graft ini untuk area cacat tulang yang besar sudah tercapai memuaskan.


Gambar 70. Heterograft tulang sapi (Bio-Oss) untuk regenerasi cacat tulang besar. (a) dalam bentuk padat; (b) dalam butiran


 

Gambar 71. (a) Bone graft sintetik (hidroksilapatit) dalam butiran. (b) Foto klinis transplantasi incisivus lateral rahang atas. Area cacat tulang diisi dengan hidroksilapatit

 

Daftar Pustaka:

Fragiskos, D., 2007, Oral Surgery, Springer, New York

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anomali Gigi : Taurodonsia / Taurodontism

Anomali Gigi : Fusi

Anomali Gigi : Concrescence