Materi Kedokteran Gigi Anak : Diagnosis Ortodontik dan Perawatannya pada Periode Gigi Bercampur


Author : drg. Kevin Marsel

Tujuan utama dari pemeriksaan ortodontik pada pertumbuhan anak adalah untuk membedakan antara perkembangan oklusi yang normal dengan maloklusi potensial,  meliputi pertumbuhan abnormal wajah dan fungsi sistem stomatognatik. Koreksi lengkung rahang yang tidak teratur, abnormalitas relasi oklusal dan rahang, dan eliminasi gangguan fungsional bisa diklasifikasikan sebagai langkah preventif atau interseptif. Istilah ortodontik preventif adalah langkah yang diambil untuk eliminasi faktor yang dapat menyebabkan maloklusi, dengan kata lain agar perkembangan gigi-geligi normal. Ortodontik interseptif adalah langkah koreksi yang dilakukan untuk mencegah maloklusi yang sudah terjadi bertambah parah.
Baik peralatan yang digunakan maupun perawatan itu sendiri tidak boleh mengganggu perubahan cepat yang sering terjadi dalam erupsi gigi permanen dan penyesuaian oklusal yang dinamis. Penting untuk memahami tumbuh kembang oklusi anak sebelum prosedur ortodontik dilakukan.

Pemeriksaan Ortodontik pada Anak
Pemeriksaan ortodontik juga melakukan pemeriksaan umum terkait riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan yang relevan. Informasi yang dikumpulkan berguna untuk menetapkan diagnosis, yang akan menetapkan rencana perawatan selanjutnya.
Anak harus diperiksa masalah skeletal dan dental, serta abnormalitas sistem stomatognatiknya. Pemeriksaan klinis dilakukan pada semua 3 dimensi ruang : vertikal, anteroposterior, dan transversal.

Klasifikasi Skeletal
Hal ini membahas aspek relasi anteroposterior antara maksila dan mandibula terhadap basis kranial :
1.           Kelas I skeletal : maksila dan mandibula pada relasi normal (ortognatik).
2.       Kelas II skeletal : mandibula tampak relatif kecil daripada maksila (retrognatik). Hal ini bisa   terjadi karena mandibula yang kecil, maksila yang besar, atau kombinasi keduanya.
3.       Kelas III skeletal : mandibula tampak relatif besar daripada maksila (prognatik). Hal ini bisa   terjadi karena mandibula besar, maksila kecil, atau kombinasi keduanya.
4.     Pemeriksaan vertikal meliputi rendah atau tingginya wajah, sedangkan transversal meliputi   sempit atau luasnya maksila atau mandibula.

Relasi Gigi-geligi
Bisa mendeskripsikan relasi anteroposterior dari molar atas dan bawah berdasarkan klasifikasi Angle dan anteroposterior relasi incisor berdasarkan klasifikasi British Standard Institute (1983). Klasifikasi Angle berdasarkan relasi molar satu permanen atas dan bawah.

Relasi Molar
1.      Kelas I : relasi anteroposterior normal dengan tonjol mesial molar satu permanen atas oklusi dengan fossa gigi molar permanen satu bawah.
2.          Kelas II : distoklusi gigi molar satu permanen bawah dengan gigi molar satu permanen atas dan merefleksikan pola skeletal retrognatik dengan peningkatan overjet.
3.        Kelas III : mesioklusi gigi molar satu permanen bawah dan merefleksikan mandibula prognatik dengan crossbite anterior.

Relasi Incisor
1.            Kelas II divisi 1 : incisor atas proklinasi.
2.            Kelas II divisi 2 : incisor atas retroklinasi.
3.            Kelas III crossbite segmen anterior atau overjet negatif.
Pemeriksaan vertikal meliputi overlap vertikal incisor yang normal atau abnormal (contoh normal, deep, atau open bite). Pemeriksaan transversal meliputi adanya crossbite atau scissorsbite segmen bukal dari lengkung gigi.
                                                       A                                                    B

                                                                        C
                   Gambar 1. Relasi incisor. (A) kelas I-oklusi normal. (B) Kelas II divisi 1 – incisor protrusi dan overjet berlebih. Kelas II divisi 2 : incisor sentral atas retroklinasi, sedangkan incisor lateral protrusi. (C) Kelas III-anterior crossbite

Faktor Komplikasi pada Maloklusi
Meliputi :
1.            Masalah intra lengkung :
·         Crowding/berjejal.
·         Disproporsi/ketidakseimbangan dentoalveolar (diskrepansi antara ukuran gigi dan rahang).
·         Space loss (premature loss gigi primari, terhambatnya erupsi gigi permanen).
·         Displacement gigi.
·         Celah/spacing.
·         Kehilangan gigi (absen kongenital, traumatik loss).
·         Gigi supernumerari.
·         Erupsi gigi.
·         Gigi ektopik.
·         Impaksi.
·         Transposisi.
·         Gigi desidui yang tidak tanggal-tanggal.
                                                A                                                               B
Gambar 2. (A) crowding eksesif. (B) eksesif diastema dengan diastema anterior

2.            Masalah inter lengkung :
·         Overjet bertambah.
·         Overbite bertambah.
·         Openbite : anterior (yang paling sering) atau lateral.
·         Crossbite : anterior, posterior (unilateral atau bilateral).
·         Diskrepansi ukuran gigi (rasio Bolton).
3.            Faktor lain :
·         Lingkungan mulut.
·         Menghisap ibu jari.
·         Penggunaan dot.
·         Bernapas lewat mulut.
·         Penelanan yang abnormal.
·       Trauma pada jaringan dental atau fasial yang menyebabkan pembukaan rahang terbatas atau deviasi dagu selama pembukaan rahang.

Pemeriksaan Ortodontik
Ekstra-oral
Pemeriksaan status fisik, tinggi dan berat badan yang dicatat pada grafik pertumbuhan standar. Hal ini penting untuk mengetahui apakah pertumbuhan wajah anak normal.

Gambaran Frontal
1.          Bentuk wajah.
2.          Simetri.
3.      Proporsi wajah : dilihat dari depan. Wajah bisa dibagi secara vertikal menjadi 3. Tinggi dari wajah tengah (ridge supraorbital ke dasar hidung) paling tidak sama dengan wajah bawah (dasar hidung ke dagu).

Gambaran Lateral
1.            Profil : cembung/datar/cekung.
2.            Pola skeletal : kelas I, II, III.
3.            Hidung : kecil/normal/prominen.
4.            Dagu : resesif/normal/prominen.
5.    Sudut nasolabial : tajam/normal/tumpul. Jika sudut tumpul, perawatan ortodontik yang     memerlukan ekstraksi gigi permanen akan mengubah profil.
6.            Posisi bibir : kompeten (tertutup), inkompeten (terpisah).
7.            Bibir bawah : normal/everted.
8.            Sulkus labiomental : normal/dalam.
9.         FMPA : imajinasikan garis menghubungkan telinga ke mata (Frankfur horizontal) dan buat       sudut dengan batas bawah mandibula. FMPA membantu mengetahui arah pertumbuhan.
10.   Tipe ekstrem adalah pertumbuhan vertikal (dengan sudut FMA>32o) dan pertumbuhan     horizontal (sudut FMA<20o). Arah pertumbuhan menjadi pertimbangan penting untuk           merencanakan perawatan.
                                               A                                                 B                                           C
Gambar 3. Evaluasi profil muka. (A) Anak dengan dagu retrognatik dan muka cembung dari pola skeletal – pola kelas II. (B) pertumbuhan dagu normal – pola kelas I. (C) dagu prominen dengan profil cekung, pola skeletal kelas III

Intra-oral
Catatan dibuat berisikan :
1.            Jumlah gigi yang ada secara radiografik dan intraoral.
2.            Kualitas gigi, adanya restorasi yang ada, dan karies aktif.
3.            Kebersihan mulut dan pemeriksaan kesehatan gingiva.
4.            Overjet, overbite, relasi kaninus dan molar.
5.            Crossbite anterior atau posterior dan adanya pergeseran fungsi terkait oklusi.
6.            Garis tengah :
a.           Garis tengah gigi pada relasi satu dengan yang lain (atas ke bawah).
b.            Relasi pada garis tengah wajah (bagian atas wajah ke bawah wajah).
7.            Kondisi jaringan lunak :
a.    Perlekatan frenulum abnormal. Frenulum labialis atas yang tebal bisa jadi penyebab diastema median. Tongue tie berkaitan dengan kesulitan bicara (artikulasi).
b.           Patologis lainnya seperti epulis.
8.          Posisi lidah saat istirahat dan saat menelan.
9.          Kesulitan artikulasi bicara.
10.  Pola saat membuka dan menutup mulut. Penting untuk mengidentifikasi adanya deviasi mandibula saat membuka dan menutup mulut ke oklusi intertonjol. Seringkali penyebab yang mendasari adalah gangguan dari gigi yang sedang erupsi yang mengarah ke pergeseran fungsional ke depan atau lateral yang menuntut perawatan dini untuk mengembalikan keseimbangan pada sendi temporomandibular (TMJ).

Investigasi
Dengan melakukan :
1.       Radiograf panoramik : memberikan gambaran penuh perkembangan gigi dan rahang. Jenis ini menjadi standar radiograf yang dipakai pada pemeriksaan ortodontik.
2.            Bitewing.
3.            Periapikal.
4.     Sefalograf lateral : berguna untuk periksa diskrepansi skeletal saat perawatan akan dimulai. Tracing film dan analisis sefalometri selanjutnya akan membantu diagnosis dan rencana perawatan. Jenis ini bisa  digunakan untuk memonitor pertumbuhan selanjutnya.
2.            Sefalograf posteroanterior (PA) : melihat diskrepansi transversal atau asimetri.
3.            Film oklusal anterior : hanya untuk kaninus impaksi, supernumerari, atau gigi ektopik.
4.   CT 3 dimensi mungkin dibutuhkan untuk memastikan lokasi pasti gigi impaksi atau   supernumerari yang sulit ditentukan dengan radiograf 2D. Cone beam CT (CBCT) lebih     popular daripada CT karena dosis radiasi lebih rendah.
5.            Model studi juga menjadi catatan penting untuk rencana perawatan dan analisis ruang.
6.            Tes lain yang relevan (misal tes sensitibilitas pulpa).

Evaluasi Gigi Berjejal/Crowding
Pada periode gigi permanen, mudah untuk memeriksa adanya crowding dengan perhitungan langsung dari model studi. Perawatan tergantung dari tingkat keparahan dan bisa membutuhkan pelebaran lengkung rahang atau ekstraksi. Pada periode gigi campuran, prediksi crowding yang potensial terjadi penting untuk dilakukan.

Analisis Periode Gigi Campuran
Tujuannya adalah mengetahui adanya ketersediaan ruang pada lengkung gigi untuk gigi permanen pengganti yang akan erupsi. Penting untuk pertama-tama mencatat lebar lengkung dan lebar mesiodistal gigi-gigi incisor permanen mandibula.

Pengukuran Lebar Lengkung Rahang
Cara konvensional mengukur lebar lengkung adalah dengan mengukur langsung pada model studi. Kawat kuningan bisa disesuaikan dari mesial molar satu permanen mengikuti lengkung hingga molar satu kontralateralnya. Kawat harus mengikuti lengkung ideal dan bukan mengikuti gigi yang keluar dari lengkung ideal. Jika lebar rahang sudah ditentukan, maka perlu memperkirakan lebar ruang yang dibutuhkan untuk gigi permanen pengganti. Mesiodistal gigi hingga premolar dua yang telah erupsi bisa diukur langsung pada rahang. Jika belum erupsi ada metode lain yang bisa dipakai :
1.            Memakai radiograf periapikal (metode modifikasi Hixon-Oldfather).
2.            Menggunakan formula prediksi ukuran gigi.
Perbedaan nilai antara lebar lengkung dan ukuran gigi mengindikasikan jumlah adanya crowding ataupun spacing.

Evaluasi Ruang dan Prediksi Ukuran
Ketersediaan ruang pada lengkung rahang bisa diketahui dengan analisis ruang. Analisis ruang adalah evaluasi celah atau crowding diantara lengkung gigi, dicapai dengan membandingkan jumlah ruang yang tersedia dan ruang yang dibutuhkan untuk mengatur gigi agar rapi dalam lengkung. Analisis yang bisa digunakan :
1.            Analisis Nance.
2.            Analisis Moyers.
3.            Analisis Tanaka dan Johnston.
4.            Analisis Staley dan Kerber.
5.            Analisis Merrifield.
6.            Analisis Bolton.

Analisis Nance
Dalam sebuah studi komprehensif, Nance menyimpulkan bahwa panjang lengkung gigi dari permukaan mesial molar pertama permanen mandibula ke permukaan mesial sisi yang berlawanan selalu memendek selama transisi dari campuran ke gigi permanen.
Nance juga melaporkan leeway space rata-rata 1,7 mm antara lebar mesiodistal gabungan kaninus primer mandibula dan molar pertama dan kedua primer dan lebar mesiodistal dari gigi permanen yang sesuai di setiap sisi lengkungan, dengan gigi primer yang lebih besar. Pada lengkung rahang atas, perbedaan antara gigi permanen primer dan yang sesuai adalah 0,9 mm per sisi.
Metode Nance membandingkan pengukuran langsung dari radiografi periapikal gigi yang tidak erupsi ke ruang yang tersedia. Ruang yang tersedia dihitung dengan mengukur panjang lengkung dengan kawat kuningan lunak dari permukaan mesial satu molar pertama permanen ke permukaan mesial molar pertama di sisi lain. Pembagi tajam atau sepotong kawat kuningan 0,010 inci digunakan untuk mengukur lebar mesiodistal gigi tidak erupsi pada radiograf periapikal (tabung diarahkan langsung ke titik kontak). Untuk akurasi dan untuk menilai distorsi dalam film, lebar yang diukur pada radiograf dibandingkan dengan lebar cetakan sebenarnya.
Selain leeway space, dua dimensi lain diukur: pengukuran luar, yang merupakan keliling lengkungan dari permukaan mesiobukal dari satu molar pertama permanen mandibula ke permukaan mesiobukal molar pertama dari sisi yang berlawanan, diambil dengan kawat kuningan. Dilanjutkan pengukuran bagian dalam, yang diambil dengan pembagi dari permukaan mesiolingual molar pertama permanen mandibula di satu sisi, pada titik di mana jaringan lingual menyentuh mahkota gigi, ke jaringan gingiva antara gigi seri tengah mandibula pada sisi lingual. Nance menunjukkan bahwa pengukuran luar tidak meningkat dari waktu gigi campuran ke waktu semua gigi permanen ada tetapi berkurang selama transisi; demikian juga, pengukuran bagian dalam juga berkurang.

Analisis Gigi Bercampur Moyers
Analisis gigi bercampur yang dianjurkan oleh Moyers adalah pengukuran yang diambil dari empat gigi seri rahang bawah untuk menemukan perkiraan ukuran gigi taring rahang atas dan rahang bawah serta gigi premolar dari tabel probabilitas yang ia hitung untuk anak perempuan dan anak laki-laki. Gigi seri mandibula digunakan karena mereka akan memberikan akurasi yang lebih besar daripada gigi seri lateral rahang atas, yang memiliki lebih banyak variasi ukuran.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengevaluasi jumlah ruang yang tersedia di lengkung untuk menggantikan gigi permanen dan penyesuaian oklusal yang diperlukan. Metode ini memiliki beberapa keunggulan : analisis ini dapat diterapkan langsung di mulut maupun pada cetakan di kedua lengkungan; hemat waktu; dan tidak memerlukan peralatan khusus atau proyeksi radiografi.

Analisis Tanaka dan Johnston
Analisis Tanaka dan Johnston adalah variasi metode Moyers kecuali bahwa grafik probabilitas tidak diperlukan. Dalam teknik ini, lebar total dari empat gigi seri permanen mandibula diukur dan kemudian dibagi dengan 2. Hasilnya ditambah 10,5 mm memberikan perkiraan lebar gigi taring permanen dan premolar dan hasil ditambah 11,0 memberikan perkiraan lebar gigi kaninus rahang atas dan premolar. Menurut Dean et al perkiraan lebar, dalam milimeter, gigi taring dan premolar yang tidak erupsi diukur dengan metode Tanaka dan Johnston sesuai dengan tingkat probabilitas 75% dalam tabel prediksi Moyers.
Misalnya, jika lebar gigi seri mandibula adalah 23,0 mm, kemudian membaginya dengan 2 dan menambahkan 10,5 mm untuk lengkungan mandibula. Hasilnya adalah 22,0 mm, dibandingkan dengan 22,2 mm yang diperoleh dari tabel Moyers. Nilai yang sesuai untuk lengkung rahang atas adalah 22,5 mm untuk analisis Johnston dan Tanaka dan 22,6 dari tabel Moyers. Analisis Tanaka dan Johnston memberikan penerimaan klinis yang signifikan dengan jumlah waktu dan upaya yang minimal.

Analisis Staley dan Kerber
Staley dan Kerber memperkenalkan metode kombinasi analisis ruang di mana ukuran gigi seri permanen diukur langsung pada cetakan gigi dan ukuran gigi premolar yang tidak erupsi diukur pada radiografi untuk memprediksi lebar mesiodistal gigi taring yang tidak erupsi, yang tidak dapat secara akurat diukur pada radiografi.

Analisis Merrifield
"Analisis ruang total" Merrifield didasarkan pada analisis kraniofasial dan segitiga Tweed bersama dengan analisis total gigi. Dalam analisis ini, pertumbuhan gigi dibagi menjadi tiga area: anterior, tengah lengkung, dan posterior. Divisi ini dibuat karena dua alasan: (1) kesederhanaan dalam mengidentifikasi area kekurangan atau kelebihan ruang dan (2) kemungkinan tiba pada diagnosis yang lebih akurat, sesuai dengan posisi gigi insisivus rahang bawah dan kecenderungan serta pola kerangka pasien.

Analisis Bolton
Analisis Bolton adalah jenis lain dari analisis cetakan yang digunakan untuk evaluasi komparatif lebar mesiodistal gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah. Dimensi mesiodistal terbesar dari semua gigi (kecuali molar kedua dan ketiga) diukur pada setiap gigi. Rasio dari 12 pengukuran mandibula dengan 12 pengukuran rahang atas (jumlah mandibula 12 dibagi dengan jumlah dari rahang 12, dikalikan dengan 100) dianggap sebagai rasio keseluruhan. Rasio dari 6 pengukuran anterior mandibula dengan 6 pengukuran anterior rahang atas (jumlah mandibular 6 dibagi dengan jumlah dari maxillary 6, dikalikan dengan 100) adalah rasio anterior. Bolton melaporkan bahwa rasio keseluruhan rata-rata adalah 91,3 (± 1,91). Rasio anterior rata-rata adalah 77,2 (± 1,65).
Analisis ini membahas perbedaan massa gigi antara lengkung rahang atas dan rahang bawah. Ukuran gigi yang proporsional merupakan prasyarat untuk oklusi yang baik; misalnya, jika gigi besar pada satu lengkung dan normal atau kecil pada lengkung yang berlawanan, beberapa penyimpangan dalam oklusi akan terjadi, dan tidak ada cara untuk mencapai oklusi yang ideal.
Contoh lain dari disproporsi adalah ketika gigi seri rahang atas besar yang dikombinasikan dengan gigi seri mandibula normal menghasilkan peningkatan overjet. Insisivus rahang bawah yang besar dan gigi seri rahang atas yang normal menyebabkan crowding gigi seri rahang bawah (Gambar 4). Dengan demikian, perbedaan ini patut mendapat perhatian sebelum perencanaan perawatan.

Gambar 4. a dan b diskrepansi Bolton (ukuran incisor maksila yang terlalu besar) 

Pertimbangan Lain Menentukan Kecukupan Ruang
Manajemen ruang adalah strategi umum dari berbagai prosedur yang diterapkan selama pertumbuhan gigi primer atau campuran untuk mencegah atau mengatasi masalah perkembangan oklusal. Tujuan dari semua analisis gigi campuran adalah untuk memperkirakan seakurat mungkin jumlah ruang yang dibutuhkan untuk gigi taring dan premolar permanen sebelum erupsi. Evaluasi yang cermat adalah langkah penting dalam mencapai manajemen ruang yang tepat selama pertumbuhan gigi sulung atau campuran. Terlepas dari metode yang digunakan dalam analisis panjang lengkung, yang merupakan perbandingan linear panjang lengkung dan ukuran gigi, faktor-faktor berikut juga harus dipertimbangkan:
• Inklinasi gigi seri rahang bawah
• Profil pasien
• Pola pertumbuhan pasien
• Bentuk dan derajat berjejalnya/crowding gigi seri
• Kurva Spee
• Jarak antar gigi
• Pola erupsi umum dan masalah erupsi
• Jumlah ruang leeway

Inklinasi Gigi Seri Rahang Bawah
Posisi anteroposterior gigi seri dapat memengaruhi keputusan tentang manajemen ruang. Jika gigi seri berjejal dan sudah proklinasi, persyaratan ruang akan lebih besar dari yang ditunjukkan oleh pengukuran analisis. Jika gigi insisivus rahang bawah ditata ulang karena disfungsi atau kebiasaan otot, ada kemungkinan membawa gigi seri ke arah kecenderungan yang lebih normal dan mendapatkan ruang. Ini juga harus dipertimbangkan dalam perhitungan ruang.
Nance menegaskan bahwa gigi-geligi insisivus yang diprotrusi berlebihan untuk mendapatkan ruang adalah kesalahan besar; ia mengklaim bahwa "itu adalah bunuh diri" karena tidak stabil, itu merusak dukungan tulang alveolar, dan itu mengganggu profil pasien. Perencanaan perawatan untuk semua jenis pembuatan ruang harus didasarkan pada posisi dan kecenderungan gigi seri dan profil pasien.

Profil Pasien
Profil dan posisi bibir pasien adalah pertimbangan penting lainnya dalam analisis ruang. Bibir yang relatif terhadap dagu dan hidung mungkin memerlukan retraksi gigi seri, yang membutuhkan lebih banyak ruang. Demikian juga, koreksi crowding gigi seri ketika profilnya cembung dan bibirnya padat membutuhkan lebih banyak ruang daripada yang ditunjukkan oleh analisis, dan kemungkinan ekstraksi akan mengubah hasil pengukuran ruang.

Pola Pertumbuhan Pasien
Pola pertumbuhan pasien adalah faktor penting lain yang harus dipertimbangkan. Seperti yang dikatakan Björk dan Skieller, pada anak dengan wajah yang proporsional, ada sedikit atau tidak ada kecenderungan untuk perpindahan gigi selama pertumbuhan, sedangkan pada anak dengan perbedaan rahang, gigi sering bergeser ke depan atau ke belakang. Analisis ruang akan kurang akurat pada anak-anak dengan masalah seperti maloklusi Kelas II atau III, wajah panjang, atau wajah pendek.
Selain itu, pola pertumbuhan menginformasikan apakah distalisasi segmen posterior dimungkinkan untuk mendapatkan kembali ruang atau penciptaan ruang. Distalisasi dapat menjadi sangat penting dalam pertumbuhan vertikal dan menguntungkan dalam kondisi gigitan dalam (deep bite).
  
Bentuk Gigi Seri dan Tingkat Berjejal/Crowding
Selama evaluasi crowding anterior dan pengukuran jumlah crowding, jumlah gigi seri yang tumpang tindih harus ditentukan dengan cermat. Umumnya setiap kontak yang tumpang tindih akan membutuhkan ruang 1 mm atau lebih untuk koreksi. Gigi seri dengan tepi lebar memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk tumpang tindih dan lebih banyak kebutuhan untuk grinding dan hasilnya lebih stabil.

Kurva Spee
Menurut Andrews, oklusi ideal akan memiliki kurva yang hampir rata; mengoreksi kurva Spee dan membawa kurva ke tingkat yang datar atau hampir rata membutuhkan ruang, yang juga harus dipertimbangkan dalam analisis ruang.
Model studi adalah alat yang berguna dalam pengukuran kurva Spee, yang dapat diukur, dalam milimeter, dari bagian terdalam dari kurva ke bidang oklusal, yang merupakan bidang horizontal lurus yang berawal dari ujung tonjolan paling distobukal. dari molar terakhir ke ujung kaninus mandibula dari lengkung mandibula. Mengoreksi kurva Spee juga membutuhkan ruang ekstra yang harus dipertimbangkan dalam analisis ruang. Secara umum diyakini bahwa, untuk setiap 1 mm kurva, diperlukan 1 mm ruang untuk koreksi di setiap sisi lengkungan.

Jarak Antar Gigi
Setiap jarak interdental dalam lengkungan harus diukur dengan cermat dan dipertimbangkan untuk memastikan keakuratan analisis ruang keseluruhan.

Pola Erupsi Umum dan Masalah Erupsi
Adanya kendala yang mengganggu proses erupsi harus dipertimbangkan dalam perencanaan manajemen, misalnya hipodontia dan hiperdontia, urutan erupsi abnormal, erupsi terlambat, perkembangan akar abnormal, resorpsi, infeksi, ankylosis, atau lesi patologis apa pun.
Semua masalah ini dapat mengubah keputusan akhir tentang manajemen ruang, dan evaluasi radiografi yang cermat dari pola erupsi sangat penting.

Jumlah Leeway Space
Banyak peneliti, termasuk Nance, Moorrees dan Chadha, dan Ricketts, telah menunjukkan bahwa leeway space dan kelengkungan rahang berkurang selama masa transisi gigi saat gigi molar bergeser secara mesial. Panjang lengkung juga berkurang melalui keausan proksimal molar dan premolar; Moorrees dan Chadha melaporkan bahwa panjang lengkung rata-rata individu lebih kecil pada usia 18 tahun daripada pada usia 3 tahun.
Mempertimbangkan peristiwa-peristiwa ini, keberadaan leeway space yang baik adalah poin penting lain yang harus dipertimbangkan dalam analisis ruang. Defisiensi ruang gigi seri selama gigi geligi campuran dapat diatasi dalam beberapa situasi dengan adanya ruang leeway yang baik.
Alat terbaik untuk evaluasi yang akurat dari semua poin yang disebutkan di atas dan penyelesaian analisis ruang yang akurat adalah evaluasi klinis, model studi, pemeriksaan radiografi, dan analisis sefalometrik.


Opsi Perawatan untuk Manajemen Ruang
Setelah analisis ruang yang cermat dan evaluasi poin-poin penting yang disebutkan, dan tergantung pada kondisi spesifik masalah pasien, lima opsi berikut dapat dipertimbangkan untuk manajemen ruang:
1. Pemeliharaan ruang
2. Mendapatkan kembali ruang
3. Penciptaan ruang
4. Penutupan ruang
5. Pengawasan ruang
Pemeliharaan Ruang (Space Maintenance)
Perawatan ruang adalah prosedur yang dilakukan pada gigi-geligi primer dan campuran untuk mempertahankan ruang yang tersedia sebelum terjadi penutupan apa pun pada panjang lengkung. Penggunaan space maintainer atau restorasi lesi karies proksimal pada gigi utama pada waktu yang tepat dapat mengatasi konsekuensi dari hilangnya panjang lengkung dan perlunya perawatan ortodontik kompleks pada tahap selanjutnya.
Pemeliharaan ruang yang tepat biasanya merupakan proses untuk mempertahankan ruang ketika ruang yang memadai tersedia dan semua gigi yang belum erupsi ada dan pada tahap perkembangan yang tepat. Ada juga situasi lain ketika mempertahankan ruang ditunjukkan bahkan tanpa ada penggantinya.

 Indikasi
·          Ketika ruang yang tersedia cukup untuk pengganti permanen dan ada lebih dari 6 bulan sebelum gigi pengganti erupsi, space maintenance dianjurkan.
·       Ketika pengganti gigi permanen hilang tetapi pasien memiliki oklusi sempurna, ruang harus dipertahankan untuk mencegah gangguan oklusal dan memungkinkan implan di masa mendatang atau gigi tiruan sebagian yang diperbaiki.
·       Ketika hipodontia dalam satu lengkungan menyebabkan defisiensi penyempitan dan panjang lengkung dan ada crossbite, ruang harus dipertahankan untuk mempertahankan panjang lengkung untuk hubungan lengkung yang lebih baik; contohnya adalah ketika ada gigi seri lateral maksila yang hilang dan defisiensi maksila.
·       Jika ruang telah berkurang sebagian dan tidak cukup untuk gigi pengganti tetapi evaluasi lengkung keseluruhan menunjukkan panjang lengkung yang memadai, tidak perlu untuk mendapatkan kembali ruang; perawatan ruang sudah cukup.
Pencegahan kehilangan ruang selama pertumbuhan gigi primer atau campuran tidak terbatas pada kehilangan gigi desidui yang prematur; ada situasi lain yang memerlukan intervensi dini, seperti adanya karies proksimal dan ankilosis molar primer.
Perawatan dini diperlukan untuk menjaga ruang untuk kontak interproksimal sampai restorasi yang tepat. Ankilosis gigi desidui, terutama ketika mereka berada di bawah tingkat oklusi, dapat menyebabkan tipping gigi yang berdekatan dan kehilangan ruang serta erupsi berlebih gigi yang berseberangan. Masalah-masalah ini lebih parah ketika gigi ankilosis terpendam.
Kontraindikasi
Ada situasi di mana pemeliharaan ruang bukan manajemen yang tepat dan opsi lain seperti mendapatkan kembali ruang, penciptaan ruang, penutupan ruang, atau pilihan lain harus diterapkan. Contoh dari situasi ini :
·        Ketika ruang tidak cukup untuk gigi pengganti
·        Ketika ruang cukup tetapi analisis ruang menunjukkan kekurangan panjang lengkung keseluruhan dan perawatan dan ekstraksi ortodontik komprehensif diperlukan
·    Ketika tidak ada gigi pengganti tetapi analisis ruang secara keseluruhan pada lengkungan menunjukkan perlunya penutupan ruang
·           Ketika gigi desidui memiliki ruang yang luas
·           Ketika kehilangan ruang tidak bisa diprediksi
·           Ketika gigi pengganti diharapkan akan tumbuh dalam waktu kurang dari 6 bulan
·       Ketika geraham yang berlawanan terkunci ke dalam hubungan yang diinginkan dan relasinya stabil
Kegagalan Menjaga Ruang

Kehilangan dini gigi sulung dapat menyebabkan banyak masalah berbeda untuk pertumbuhan gigi. Dua kasus di bawah dapat menjelaskan prinsip ini dengan sangat baik (Gambar 5-1 dan 5-2). Kedua pasien berada pada tahap gigi yang hampir sama dan oklusi yang sama, dan masing-masing telah kehilangan salah satu dari gigi seri lateral primer rahang atas. Anak yang ditunjukkan pada Gambar 5-1 telah kehilangan gigi seri lateral primer kanan rahang atas, dan anak yang ditunjukkan pada Gambar 5-2 telah kehilangan gigi seri lateral primer kiri rahang atas. Kedua pasien menunjukkan pergeseran garis tengah ke tempat gigi yang hilang; namun, diastema yang parah terjadi pada pasien kedua karena dia juga kehilangan gigi kaninus primernya sebelum waktunya.

Gambar 5.1 (a hingga e) Kehilangan dini gigi seri lateral primer kanan, menghasilkan pergeseran garis tengah dan kehilangan ruang.

Gambar 5.2 (a hingga c) Kehilangan dini gigi seri lateral primer kiri dan kaninus, menghasilkan diastema, pergeseran garis tengah yang parah, dan ruang interdental.


Kualitas Space Maintainer yang Baik
Space maintainer yang baik harus memiliki kualitas berikut :
·           Pertahankan seluruh ruang mesiodistal yang tersedia karena kehilangan prematur gigi primer
·           Mencegah overeruption dari gigi lawan
·           Tidak mengiritasi atau merusak jaringan mulut
·           Menyediakan fungsi pengunyahan
·           Memperbaiki estetika pada gigi anterior
·           Membantu perkembangan bicara anak-anak
·           Kontrol fungsi lidah yang tidak normal
·           Tidak menghambat atau membelokkan perubahan pertumbuhan normal
·           Cukup kuat untuk menahan kekuatan fungsional
·           Tidak memberikan tekanan berlebihan pada gigi yang berlawanan
·           Bisa menjaga kebersihan mulut
Jenis Space Maintainer
Beberapa teknik perawatan dan jenis alat yang berbeda dapat digunakan untuk pemeliharaan ruang, tergantung pada situasi. Peralatan pemeliharaan ruang dapat diklasifikasikan :
·        Menurut struktur. Mereka dapat diperbaiki, seperti band dan loop atau lingual holding arch; dapat dilepas, seperti alat Hawley; atau semiremovable, seperti Ellis lingual arch.
·       Menurut desain. Mereka bisa unilateral, seperti band dan loop, atau bilateral, seperti lower holding arch (LHA), transpalatal arch (TPA), atau alat Nance.
·             Menurut fungsinya. Mereka dapat fungsional, seperti band dan bar atau mahkota dan bar, atau nonfungsional, seperti band dan loop, lingual arch, atau transpalatal arch.
Space Maintainer Cekat Unilateral Nonaktif
Band dan loop. Band and loop adalah pemelihara ruang nonfungsional tetap unilateral yang umum digunakan (Gbr 6). Band dan loop dapat digunakan setelah kehilangan molar primer unilateral di mana saja di segmen posterior rahang atas atau mandibula. Biasanya diterapkan pada kasus kehilangan satu gigi secara unilateral, tetapi dapat digunakan ketika dua gigi primer hilang; dalam hal itu, rest dibuat pada permukaan oklusal gigi anterior. Alat ini memiliki sejumlah keunggulan: mudah dibuat; mudah disesuaikan; tidak invasif; murah; dan nyaman untuk pasien. Selain itu, tidak mengganggu erupsi gigi permanen. Band dan loop juga memiliki beberapa kelemahan: tidak dapat mencegah overeruption gigi yang berlawanan, dan tidak melakukan fungsi apa pun.

Gambar 6. Band and loop space maintainer. Space maintainer unilateral fix yang umum digunakan dan nonaktif
Distal Shoe
Distal shoe adalah pemelihara ruang tetap unilateral yang diterapkan setelah kehilangan molar kedua primer dini untuk memandu erupsi molar permanen. Pembuatan  dan penerapan jenis space maintainer ini membutuhkan evaluasi yang cermat dengan radiografi sebelum pemasangan dan penyemenan. Panjang dan posisi alat dan hubungannya dengan molar pertama permanen yang tidak erupsi harus dievaluasi dengan cermat.
Gambar 7. Distal shoe, salah satu jenis space maintainer

Space Maintainer Fix Bilateral Nonaktif
Semua jenis maintainer ini memiliki konstruksi bilateral dan berperan dalam mempertahankan ruang di sisi kiri dan kanan lengkungan. Bentuk paling umum dari jenis pemelihara ruang ini adalah LHA, alat Nance, dan TPA.
Lower Holding Arch
LHA adalah jenis maintainer cekat bilateral yang paling umum. Terdiri dari dua band atau mahkota pada gigi molar pertama permanen (terkadang molar primer) yang dihubungkan dengan palatal atau lingual bar dengan kawat baja stainless 0,032 - atau 0,036 inci. Dalam kasus khusus, kawat baja stainless 0,040 inci disolder ke pita molar, menyentuh gigi seri mandibula (anterior stop pada cingulum gigi seri rahang bawah).
Dimasukkannya dua U-loop, mesial ke band kiri dan kanan, memungkinkan untuk penyesuaian kecil (Gambar 8.1). Penyesuaian dan aktivasi loop memungkinkan untuk mencapai beberapa ekspansi, torsi, atau uprighting gigi molar. LHA dapat digunakan sebagai penjangkaran yang baik pada retraksi kaninus mandibula setelah ekstraksi premolar pertama.
Fungsi penting lain dari LHA adalah pencegahan erupsi molar, yang memiliki banyak aplikasi dalam mengatasi masalah vertikal. LHA juga digunakan ketika ada kehilangan gigi posterior bilateral, ketika lebih dari dua unit gigi posterior unilateral hilang, atau dalam situasi kehilangan gigi anterior.
Gambar 8.1 Lower holding arch. Dimasukkannya dua U-loop, mesial ke band kiri dan kanan, memungkinkan penyesuaian kecil.

 Ketika kehilangan awal molar pertama primer telah terjadi pada mandibula, penyolderan spur distal ke gigi taring atau gigi insisivus lateral di setiap sisi dianjurkan untuk mencegah pergeseran gigi taring primer dan gigi seri lateral (Gbr 8.2). Modifikasi lain dari LHA termasuk lengkungan Ellis semiremovable dan LHA aktif.
Gambar 8.2 Lower holding arch dengan spur untuk mencegah pergeseran gigi taring primer dan lateral yang distal.
Catatan: Setelah penggunaan LHA dalam waktu lama, kawat stainless steel memiliki kecenderungan untuk berangsur-angsur menyebabkan crossbite molar. Untuk mencegah ekspansi, perlakuan panas pada archwire sebelum penyemenan sangat penting.
Ellis Lingual Arch
Ellis lingual arch adalah holding semiremovable arch. Lingual bow tidak disolder ke band. Sebagai gantinya, lengkungan memiliki post untuk dimasukkan ke prewelded lingual tube pada molar band. Keuntungan dari holding arch ini adalah kemampuan untuk dengan mudah melepas lengkungan tanpa melepas band untuk aktivasi dan penyesuaian kembali (Gbr 9).
Gambar 9.(a dan b) Ellis semiremovable lingual arch. Keuntungan dari holding arch ini adalah pelepasan yang mudah untuk aktivasi dan penyesuaian kembali.

Active Holding Arch
Pemasangan dua pegas kawat ringan pada lengkung lingual dapat menjadikan LHA alat yang aktif yang dapat diterapkan untuk uprighting kecil, uprighting gigi seri, dan koreksi crowding sedang gigi seri (Gbr 10).
Gambar 10. Active lower holding arch. Pegas kawat ringan memungkinkan pelurusan minor, uprighting gigi seri, atau koreksi crowding sedang gigi seri.
Transpalatal Arch
TPA adalah lengkungan holding bilateral yang digunakan dalam rahang atas. Bisa cekat atau semiremovable. Terdiri dari dua band untuk geraham rahang atas dan sebuah palatal bar yang terbuat dari kawat baja stainless 0,036 inci yang disolder ke band molar (Gambar 11.1). Bisa juga semiremovable seperti mandibular Ellis arch dengan horizontal tube yang dilas ke molar band.
Gambar 11.1 Transpalatal arch sederhana
Lengkungan cekat dan lepasan dapat dibuat dengan atau tanpa loop omega. Loop Omega memungkinkan beberapa penyesuaian, seperti ekspansi molar, rotasi molar, dan torquing molar.
Ada dua jenis TPA: TPA reguler dan reverse, yang memiliki U loop ekstra sebelum molar band dan memberi alat lebih banyak fleksibilitas untuk penyesuaian (Gbr 11.2).
Gambar 11.2 Reverse TPA dengan ekstra loop untuk menggerakkan molar
TPA dapat digunakan sebagai holding arch untuk mempertahankan ruang dalam gigi-geligi rahang atas setelah kehilangan beberapa gigi primer. Kurangnya tombol resin akrilik (seperti yang ditemukan dalam alat Nance) membuat jaringan TPA lebih sedikit mengiritasi dan lebih mudah dibersihkan, dan TPA sangat dianjurkan untuk pasien muda.
TPA adalah maintainer cekat bilateral untuk rahang atas, tetapi karena kurangnya anterior stop (tombol resin akrilik), TPA tidak sekuat alat  penjangkar seperti alat Nance.
Dengan penyesuaian, ia memiliki potensi untuk menyediakan ekspansi. TPA dengan loop omega dapat memutar geraham permanen dan mendapatkan ruang. Penambahan koil ekstra ke kawat TPA menghasilkan lebih banyak fleksibilitas dan kemungkinan lebih banyak gerakan molar (lihat Gambar 11.2). Semua keunggulan ini dapat dicapai lebih efektif dengan reverse TPA.
Indikasi penting lainnya untuk TPA adalah kemampuan untuk mencegah ekstrusi molar pada anak-anak yang kehilangan molar permanen rahang bawah. Dengan beberapa modifikasi, TPA memiliki kemampuan untuk intrusi molar.

Nance Holding Arch
Nance holding arch juga merupakan bilateral holding arch yang diterapkan pada maxillary arch (Gbr 12a). Tersusun dari dua band molar dan palatal bar kawat baja stainless 0,036 - 0,040 inci yang disolder ke band molar. Bagian anterior bar terletak di bagian terdalam langit-langit mulut. Bar harus dipisahkan dari jaringan dengan bahan resin akrilik, dan V-bend dibuat dalam kawat untuk retensi resin akrilik.
Gambar 12. (A) Nance holding arch. (B) Reverse Nance holding arch. Loop ekstra memungkinkan untuk ekspansi dan rotasi molar.
Ada dua jenis alat Nance: Nance reguler dan Nance reverse. Nance reverse memiliki U loop ekstra sebelum setiap sambungan ke band. Selain memegang molar, Nance reverse dapat berfungsi sebagai alat aktif untuk ekspansi dan rotasi molar (Gbr 12b).
Alat Nance adalah space maintainer yang baik di lengkung rahang atas untuk mencegah pergerakan molar ke mesial dalam kasus kehilangan gigi primer multipel.
Tombol resin akrilik memberikan stop tambahan, dan memainkan peran penting dalam menyediakan penjangkaran yang kuat dalam kasus ekstraksi.
Kehilangan dini molar kedua primer rahang atas biasanya menyebabkan migrasi mesial dari molar dan rotasi di sekitar akar palatal. Baik Nance holding arch dan TPA dapat mencegah peristiwa ini. Namun, karena masalah kebersihan dan kemungkinan iritasi, alat Nance tidak direkomendasikan untuk jangka waktu lama dalam perawatan usia dini, tidak seperti TPA.

Sumber : Cameron, A., dan Widmer, R., 2013, Handbook of  Pediatric Dentistry, 4th Ed., London : Mosby Elsevier
                Bahreman, A., 2013, Early Age Orthodontic Treatment, China : Quintessence Publishing Co, Inc



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anomali Gigi : Taurodonsia / Taurodontism

Anomali Gigi : Fusi

Anomali Gigi : Concrescence