Anomali Gigi: Amelogenesis Imperfecta
Anomali
Gigi: Amelogenesis Imperfekta (AI)
Author: drg. Kevin Marsel
1.
DEFINISI:
Kelompok kelainan yang diturunkan,
ditandai oleh cacat pada satu dari tiga tahapan pembentukan email (pembentukan
matriks, mineralisasi, dan maturasi).
2.
ETIOLOGI:
Mutasi atau perubahan ekspresi dari
gen-gen berikut: amelogenin (AMEL), enamelin (ENAM), ameloblastin (AMBN),
amelotin, dentin sialofosfoprotein, dan beberapa macam enzim seperti kalikrein
4 (KLK4) dan matriks metalloproteinase-20 (MMP20). AI dapat diturunkan melalui
kromosom X.
Gen
|
Fenotipe Berhubungan Dengan Amelogenesis
Imperfekta
|
ENAM
|
Penipisan dari
sebagian hingga seluruh enamel.
|
AMELX
|
Defek abnormal maturasi dan
mineralisasi, terutama gigi abnormal dengan enamel hipoplastik yang tidak
teratur. Fenotip variable mulai dari hypoplasia hingga hipomaturasi /
hipomineralisasi.
|
KLK4 dan MMP20
|
Defek kristalit mineralisasi atau
maturasi enamel. MMP20 menunjukkan defek hipoplastik dan hipomineralisasi.
KLK4 menunjukkan defek hipomaturasi.
|
AMELOTIN
|
Tidak ada mutasi pada gen yang
berhubungan dengan amelogenesis imperfekta.
|
FAM83H
|
Amelogenesis imperfekta hipokalsifikasi
autosomal dominan. Ketebalan enamel normal tapi kandungan mineralnya
berkurang.
|
3.
EPIDEMIOLOGI:
Berkisar dalam rentang 43:10.000 di Turki,
14:10.000 di Swedia, 10:10.000 di Argentina, dan 1,25:10.000 di Israel.
Prevalensi global < 0,5% (< 1 dari 200).
AI tipe hypoplasia terjadi pada 60-73%
kasus, tipe hipomaturasi 20-40% kasus, dan tipe hipokalsifikasi sekitar 7%
kasus.
4.
CIRI-CIRI KLINIS:
·
AI
terbagi menjadi:
a. Tipe
hipoplasia: berkurangnya jumlah matriks email, tetapi proses mineralisasinya normal. Gambaran klinisnya:
1)
Berkurangnya
ketebalan email.
2)
Email
termineralisasi dengan baik, tidak serapuh jenis AI lain.
3) Warna
bervariasi dari normal dan translusen hingga kuning kecoklatan tergantung
ketebalan email dan derajat translusensi melalui dentin.
4) Adanya
celah antar gigi akibat email yang tipis mempengaruhi ukuran gigi.
5) Email
terlihat kasar, tidak beraturan, berlubang-lubang disertai dengan/tanpa groove
vertikal.
Gambaran radiografisnya: email terlihat
kontras dibandingkan dengan dentin.
b. Tipe
hipomaturasi: gangguan kualitas mineralisasi dengan kuantitas pembentukan
matriks yang normal. Gambaran klinis:
1)
Ketebalan
email normal.
2)
Email
mengalami hipomineralisasi dan cenderung rapuh.
3) Warna
dipengaruhi oleh faktor lokal setelah erupsi dan derajat kerusakannya,
bervariasi dari putih susu sampai kuning atau merah kecoklatan.
Gambaran radiografis: radiodensitas email
menyerupai dentin.
c.
Tipe
hipokalsifikasi: gangguan kualitas proses mineralisasi dengan kuantitas
pembentukan matriks yang normal. Gambaran klinisnya:
1)
Ketebalan
email normal tetapi disertai hilangnya translusensi.
2) Email
mengalami hipomineralisasi dan memiliki konsistensi lunak. Sangat rapuh dan
mudah aus.
3) Warna
dapat dipengaruhi oleh faktor lokal setelah erupsi dan derajat kerusakannya
serta terlihatnya dentin. Gigi cenderung berwarna lebih gelap dibanding tipe AI
lain.
Gambaran radiografis: email kurang
radiopak dibanding dentin.
d. Tipe hipomaturasi-hipoplasia
disertai taurodontism: berkurangnya jumlah matriks email disertai gangguan
proses mineralisasi. Gambaran klinisnya:
1)
Gabungan
gambaran klinis hipomaturasi dengan hypoplasia.
Gambaran radiografis: kamar pulpa
membesar, dasar kamar pulpa dan furkasi memanjang ke apikal.
·
AI
pada anak-anak dapat mempercepat ataupun memperlambat erupsi gigi. Implikasi
klinis dari AI meliputi rentan karies, atrisi cepat, deposit kalkulus besar,
dan hiperplasia gingiva.
·
Keadaan
patologis yang berhubungan dengan AI adalah pembesaran folikel, impaksi gigi
permanen, erupsi ektopik, kehilangan gigi kongenital, resorpsi mahkota/akar,
dan kalsifikasi pulpa.
Gambar
1. AI tipe hipoplastik (a, b, c, d), tipe hipokalsifikasi (e, f), dan
hipomaturasi (g, h)
Gambar 2. Enamel pada radiograf terlihat tipis, kurang
terlihat opaque
5.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS:
Fluorosis, molar incisor hipomineralisasi,
hipoplasia enamel.
6.
RENCANA PERAWATAN:
Pembuatan mahkota jaket penuh
Sumber
Pustaka:
Crawford, P.,
Aldred, M., dan Zupan, A., 2007, Amelogenesis Imperfecta, Orphanet J.Rare.Dis; 2: 17
Hertiana, E.,
2018, Penatalaksanaan Amelogenesis Imperfekta: Laporan Kasus, Cakradonya Dent.J; 10(1): 38-43
Smith, C., Poulter, J., Antanaviciute,
A., Kirkham, J., Brookes, S., Inglehearn, C., dan Mighell, A., 2017,
Amelogenesis Imperfecta; Genes, Proteins, and Pathways, Front.Physiol, diakses
dari https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fphys.2017.00435/full
pada tanggal 30 Januari 2020
Komentar
Posting Komentar