Syok / Renjatan : Definisi, Mekanisme, Jenis, Penyebab, dan Gejala

Author : Kevin Marsel, S.KG. Coass FKG UGM

Syok adalah suatu keadaan yang disebabkan gangguan perfusi akibat disparitas (ketidakseimbangan) antara volume darah dengan susunan vaskular. Syok merupakan suatu sindrom dan bukan suatu penyakit tersendiri.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan :
1.            Faktor yang menyebabkan bertambahnya kapasitas ruang susunan vaskular.
2.            Faktor yang menyebabkan berkurangnya volume darah.
Syok dibedakan menjadi :
1.            Syok primer.
Pada syok primer terjadi defisiensi sirkulasi akibat ruang vaskular membesar karena vasodilatasi yang asalnya neurogen. Ruang vaskular yang membesar mengakibatkan darah seolah-olah ditarik dari sirkulasi umum dan segera masuk ke dalam kapiler dan venula alat-alat dalam (visera) sehingga venous return berkurang.
Syok ini terjadi pada :
a.    Orang dengan kecelakaan serius, rasa nyeri yang hebat, atau rangsang yang berasal dari jaringan rusak.
b.       Dapat disebabkan rasa nyeri yang hebat pada beberapa penyakit tertentu seperti radang akut pankreas, hernia incarcerata.
c.     Reaksi emosi, seperti keadaan takut hebat atau mendadak, kesusahan yang berat, melihat keadaan yang mengerikan seperti melihat darah banyak.
Gejala :
a.          Sangat pucat.
b.         Hilang kesadaran.
c.          Sangat lemah.
d.         Denyut nadi kecil dan cepat.
e.          Tekanan darah rendah.
Biasanya syok primer terjadi sebentar saja, kecuali jika terjadi trauma yang keras atau perdarahan. Bila hal ini terjadi akan terjadi syok sekunder.
2.            Syok sekunder.
Syok ini terjadi karena gangguan keseimbangan cairan yang menyebabkan defisiensi sirkulasi perifer serta jumlah darah yang menurun, hemokonsentrasi, dan fungsi ginjal terganggu. Keadaan ini lebih parah dan dapat menimbulkan kematian.
Penyebab :
a.          Trauma.
b.         Luka bakar.
c.          Infeksi bakteri.
d.         Penyinaran.
e.          Perdarahan.
f.          Operasi.
g.         Keracunan obat.
h.         Obstruksi intestinal.
i.           Perforasi alat dalam.
j.           Insufisiensi jantung.
k.         Dehidrasi.
Sirkulasi yang berkurang tidak terjadi segera setelah terjadi kerusakan, tetapi beberapa  waktu sesudahnya. Oleh karena itu dinamakan syok sekunder atau syok tertunda (delayed shock).
Gejala :
a.          Lesu dan lemas.
b.         Kulit yang basah.
c.          Kolaps vena, terutama vena superfisial.
d.         Pernapasan dangkal.
e.          Nadi cepat dan kecil.
f.          Tekanan darah rendah.
g.         Oligouria.
h.     Kadang disertai muntah berwarna, seperti air kopi akibat perdarahan lambung, stupor,     koma, dan akhirnya meninggal.
Penamaan syok umumnya berdasarkan sebab, seperti :
a.          Syok traumatik.
b.         Syok urine.
c.          Syok septik.
d.         Syok kardiogenik.
e.          Syok hemorrhagik.
f.          Syok bedah.
g.         Syok endotoksin.

Patogenesis Syok
Faktor awal yang menyebabkan sindrom syok adalah :
1.          Faktor yang menyebabkan venous return berkurang karena terdapatnya reduksi sirkulasi volume darah :
a.          Jumlah darah yang berkurang :
·         Kehilangan plasma darah karena terbakar, tempat luka, dan operasi.
·         Kehilangan cairan tubuh karena muntah, diare, dan insufisiensi adrenal.
·   Kehilangan cairan tubuh ke dalam jaringan interstitium karena terdapat kenaikan permeabilitas pembuluh darah secara umum (menyeluruh).
b.     Vasodilatasi pada susunan pembuluh darah perifer sehingga darah berkumpul pada daerah ini, akibatnya jumlah darah efektif yang beredar berkurang.
c.     Vasokonstriksi atau trombus dari susunan pembuluh darah perifer sehingga darah terhambat.
d.   Vasokonstriksi post-kapiler akibat berkumpulnya darah pada daerah perifer, seperti syok endotoksin.
2.     Faktor yang menyebabkan keluaran jantung secara primer menurun karena kegagalan fungsi jantung mendadak, misalnya pada :
a.          Pengisian jantung terhambat, misalnya pada tamponade jantung.
b.         Pengosongan jantung terhambat, misalnya pada insufisiensi miokard (infark miokard) dan obstruksi mekanis (embolus pulmonal yang masif, ball valve trombus).
3.       Oleh karena faktor 1 dan 2, terjadi pengurangan sirkulasi darah yang efektif dan aliran darah menurun sehingga pemberian oksigen ke jaringan menurun (hipoanoksia).
4.       Akibat anoksia, kapiler darah menjadi rusak, terjadi atoni, dilatasi disertai permeabilitas yang bertambah dan cairan keluar ke jaringan.
5.      Terjadi stasis dalam pembuluh-pembuluh sehingga makin banyak darah meresap keluar dari peredaran.
6.          Dengan demikian terjadilah circulus vitiosus sehingga disparitas antara volume darah dan ruang susunan vaskular makin lama makin besar.
7.     Jika syok berlangsung terus, tercapai suatu stadium yang tidak dapat pulih meskipun diberi pengobatan adekuat. Syok ini disebut syok ireversibel/syok dekompensasi.
  
Mekanisme Kompensasi
Pada permulaan syok timbul berbagai usaha tubuh untuk mengkompensasi dan mengurangi akibat dari menurunnya volume darah, yaitu :
1.            Karena tekanan darah menurun dan jaringan mengalami anoksia, terjadi vasokonstriksi umum dan percepatan denyut jantung untuk menaikkan keluaran jantung dan menaikkan tekanan darah. Dalam hal ini, preso-reseptor, kemoreseptor, adrenalin, dan faktor humoral yang dikeluarkan ginjal yang hipoksia (renin dan VEM) memainkan peran penting terjadinya vasokonstriksi.
Vasokonstriktor terutama terjadi di kulit dan visera (pada otak dan jantung kurang vasokonstriksinya) dan dapat menaikkan tahanan perifer serta tekanan darah serta mengalirkan darah ke alat-alat vital, seperti otak dan jantung untuk tetap berfungsi.
2.            Pada keadaan hipovolemi, terjadi kompensasi untuk meningkatkan venous return dengan jalan:
a.          Sekresi aldosteron dan ADH.
b.        Arteriol vasokonstriksi yang menyebabkan tekanan kapiler menurun hingga cairan jaringan masuk ke dalam pembuluh darah dan menurunnya GFR sehingga tidak banyak cairan dikeluarkan dari tubuh.

Syok hipovolemik adalah syok dengan jumlah darah atau cairan tubuh berkurang, disebut juga syok oligemik.
Syok normovolemik adalah syok dengan tubuh tidak kehilangan darah atau cairan tubuh.
Contoh-contoh patogenesis syok biasanya yang menyebabkan gangguan sirkulasi tidak satu saja tetapi merupakan kombinasi.
1.            Syok traumatik :
a.          Kehilangan darah sehingga jumlah darah berkurang.
b.         Kehilangan plasma melalui kapiler atau venula yang rusak.
c.     Penyerapan hasil-hasil autolisis jaringan yang luka, menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah secara umum.
Syok ini misalnya ditemukan pada sindrom crush yaitu pada orang yang menderita kerusakan berat akibat kecelakaan atau bom meledak.
2.            Syok pada luka bakar luas.
Adanya permeabilitas vaskular yang meningkat dan substansi tertentu dari jaringan yang rusak menyebabkan kehilangan plasma sehingga terjadi hipovolemik. Pada luka bakar luas maupun syok traumatik, keadaan diperberat oleh rasa sakit, kegelisahan, infeksi, dan muntah-muntah.
3.            Syok bedah (syok waktu operasi), terjadi karena :
a.          Obat anestesi
b.         Kehilangan darah dan plasma.
c.          Reaksi emosi, misalnya ketakutan.
d.         Infeksi.
e.          Produk jaringan yang luka.
4.            Syok septik atau infeksi umum yang berat seperti sepsis karena :
a.          Kehilangan plasma disebabkan permeabilitas vaskular meningkat.
b.         Pengumpulan darah pada susunan pembuluh darah perifer karena vasodilatasi.
5.            Syok endotoksin (Gram negatif)
a.          Vasokonstriksi vena post-kapiler sehingga terjadi sumbatan dan darah terkumpul di perifer.
b.         Efek simpatikomimetik dari endotoksin pada arteri kecil dan vena sehingga menyebabkan spasme pada venula dan kapiler serta terjadi anoksia jaringan terutama usus diikuti  relaksasi sfingter prekapiler (karena iskemi), sedangkan post-kapiler sfingter tetap dalam keadaan spasme (terjadi stagnasi). Akibatnya darah keluar ke dalam jaringan atau lumen usus.
c.          Stimulus endotoksin terhadap sistem saraf simpatis sehingga terdapat vasokonstriksi yang umum terutama pada daerah splancnicus, mengakibatkan fungsi detoksikasi sistem retikulo-endotelial menurun (menyebabkan endotoksin banyak beredar dalam sirkulasi).
d.         Koagulasi di dalam pembuluh darah kecil sehingga terjadi sumbatan mekanis.
6.            Syok kardiogenik :
a.          Keluaran jantung menurun, menyebabkan tekanan darah menurun.
b.         Tekanan vena dan tekanan atrium kanan meningkat, sedangkan yang lainnya menurun.

Perubahan Morfologi Akibat Syok
Biasanya terdiri atas :
1.            Gangguan sirkulasi.
2.            Degenerasi.
3.            Nekrosis
4.   Paru-paru sangat sembab dan terbendung, kadang-kadang diperkeras dengan timbulnya pneumonia sekunder atau pneumonia terminal.
5.       Pada saluran pencernaan juga terdapat hiperemia, sembab, kadang-kadang disertai perdarahan atau tukak. Dalam saluran pencernaan mungkin dapat ditemukan cairan merah atau coklat akibat perdarahan lambung.
6.       Pada alat-alat dalam lain dapat ditemukan berbagai tingkat degenerasi dan nekrosis terutama pada ginjal, jantung, hati, kelenjar adrenal, kelenjar limfe, limpa, dan pankreas.
7.       Pada ginjal dapat menyebabkan kelainan berupa nefrosis toxica acuta (nefrosis nefron bawah, nefrosis hemoglobinurin), menyebabkan kematian. Juga terjadi trombus pada pembuluh darah yang menyebabkan sumbatan mekanik.
Sumber : Sudiono, J., Ilmu Patologi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anomali Gigi : Taurodonsia / Taurodontism

Anomali Gigi : Fusi

Anomali Gigi : Concrescence